Teropong-Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, Arus Arus Arus… dengan penuh rasa syukur dipanjatkan kepada Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Bahwa Sabtu, 13/03/2021. Telah didirikan Tiang Balontang di secretariat Dewan Adat Dayak Sangatta Selatan, poros jalan Sangatta-Bontang KM.14, yang dihadiri pengurus DAD Sangatta Selatan dan warga anggota.
“Balontang ini didirikan, bahwa kami warga Dayak masih menghormati kebudayaan leluhur dan akan tetap terus melestarikannya di bumi Borneo ini”, Tegas Alexander selaku Ketua Umum DAD Sangatta Selatan.
Alexander-Ketua Umum DAD Sangatta Selatan
Dengan menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan semangat, mereka bahu membahu mendirikan Tiang Balontang yang menandakan keperkasaan pemuda pemudi Dayak menjaga kearifan lokalnya, dimana di zaman modern ini, kebudayaan sudah hampir di tinggalkan. Diantaranya demi menjaga budaya seni mengukir atau khas jati diri Suku Dayak mereka memperlihatkan hal terkecil yang boleh bisa di nikmati seluruh warga sangatta dan menjadi ikon kebanggan kota Sangatta. “Kalo Tiang Balontang ini sudah bisa berdiri tegak, kami sudah sebagian bisa memenuhi syarat diantaranya kebutuhan Ritual Adat”, Ujar Alex.
Sesi penajakan Tiang Balontang di halama sekretariat DAD Sangatta Selatan.
Secara fisik, Balontang terdiri atas tiga bagian yaitu bagian paling atas berupa patung manusia, tajau atau guci di bagian tengah dan bagian dasar yang berbeda di bawah tajau. Konsep yang mendasari keberadaan patung balontang pada dasarnya sama untuk setiap kelompok suku-suku Dayak, terkhusus suku Dayak Kenyah, Dusun, Maanyan, Lawangan, Ngaju dan Deah. Pada dasarnya patung Balontang didirikan karena alasan fungsi praktis sebagai pengikat kerbau dan Babi yang disembelih untuk kurban pada waktu pelaksanaan upacara kematian membatur atau upacara hajatan dan syukuran atau selamatan bagi yang hidup. Upacara adat berupa selamatan atau hajatan Syukuran bagi yang masih hidup disebut Mambuntang. Dalam penggambaran atau penampilan untuk setiap jenis Balontang tidak ada aturan tertentu yang mengikat. Sebagian ditentukan oleh kemauan dan kreativitas pembuatnya. Sebagian dari kreativitas pembuat Balontang tersebut dihubungkan dengan kebiasaan tokoh yang dibatur. Contoh ada Balontang membatur dengan sikap tangan memegang pisau, yang menggambarkan bahwa arwah yang dibatur dahulu merupakan seorang tukang (pengatur sesaji) pada pelasanaan upacara adat.
Tiang Balontang-DAD Sangatta Selatan. Sabtu,13/03/2021
“beberapa kegiatan ini kami menggunakan dana mandiri kami sendiri dan selanjutnya kami akan membangun rumah Adat Betang, yang mana kami sangat membutuhkan dana yang besar! Semoga kiranya ada bapak ibu pimpinan perusahaan disekitar dan Pemkab Kutim berkenan peduli dan membantu akan kegiatan ini”, Tutup Alex.
Semangat saudara saudara ku DAD Sangatta Selatan