TEROPONG – KUTAI TIMUR. Adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), membuat lalu lintas ternak sapi terganggu. Bahkan, Kabupaten/Kota yang biasanya mendatangkan sapi daerah lain juga terpaksa tidak bisa melakukan hal tersebut.
Untuk meningkatkan jumlah populasi sapi, Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2023 mendatang akan melakukan program inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik sapi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur Dyah Ratna Ningrum. Ia menerangkan, pada tahun 2023 mendatang pihaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 M untuk melakukan program inseminasi buatan (IB).
“Dengan adanya PMK, kami tidak bisa diam. Jadi kami pada tahun 2023 mendatang alam menerapkan program Inseminasi Buatan (IB) dengan tujuan untuk meningkatkan populasi sapi di Kabupaten Kutai Timur,” terangnya.
Menurut dia, program IB yang akan diterapkan pada tahun 2023 mendatang diperkirakan akan terjadi kelahiran anak sapi sebanyak 1000 ekor. Untuk menyiapkan program ini, pihaknya sudah melakukan pendataan ternak sapi yang ada di Kabupaten Kutai Timur, ia pun juga sudah menyiapkan tenaga inseminator.
“Kami perkirakan nanti akan lahir 1000 ekor anak sapi. Kami sudah siapkan datanya, tenaga inseminatornya dan nanti di tahun 2023 tinggal dieksekusi,” ujarnya.
Dyah Ratna menilai, dengan program IB ini bisa dengan cepat meningkatkan populasi ternak sapi. Pada tahun 2015 yang lalu, pihaknya juga menerapkan program yang sama dan dalam kurun waktu satu tahun ada 1.500 kelahiran anak sapi.