SANGATTA – Pelaksanaan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Kutim, yang akan digelar pada 13-23 April 2020 nanti nampaknya menuai komplain dari puluhan cabang olahraga (cabor) lain yang merasa tidak dilibatkan. Ada sebanyak 45 cabang olahraga tidak terlibat, namun sebagian diantaranya sudah mengajukan exhibisi, salah satunya panjat tebing.
Dari 53 cabor yang ada di Kutim, hanya delapan cabor yang terlibat. Menurut Ketua KONI Kutim, Heriansyah Masdar menuturkan pemilihan sejumlah olahraga ini tidak serta-merta. Sebab selama satu tahun terakhir pihaknya menyiapkan kegiatan dengan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di 18 kecamatan.
“Porkab ini sejatinya untuk 18 kecamatan yang ada di Kutim, berdasarkan hasil monev, kami verifikasi hanya ada delapan cabor tersebar merata,” ungkapnya saat diwawancarai pada Senin (27/1).
Sehingga dia hanya melibatkan seluruh cabor yang penyebarannya merata di semua kecamatan. Seperti diketahui, anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan pekan olahraga ini mencapai Rp 5 miliar. Adapun cabor tersebut yakni sepak bola, pencak silat, catur, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, takraw dan atletik.
Usai rapat coffee morning, Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang menyayangkan anggaran yang terkucur cukup banyak tersebut hanya digunakan untuk jumlah cabor yang tidak mencapai 10 tersebut.
“Banyak cabor yang telpon saya, apalagi mayoritas di Porprov kemarin semua cabor mendulang emas, mereka komplain merasa tidak dilibatkan. Akhirnya saya tenangkan dulu mereka,” tuturnya.
Padahal kata orang nomor dua di Kutim ini, perhelatan olahraga itu sebagai salah satu upaya untuk melatih bibit atlet yang akan bertanding di Porprov Berau 2024. Selain itu juga, ajang bergengsi antar kecamatan ini sebagai parameter menilai atlet-atlet daerah.
“Saya sudah minta KONI dan Dispora berkoordinasi terlebih dahulu. Kita hemat-hemat saja anggaran yang ada, kurangi seremonial, supaya cabor lain bisa terakomodir,” pintanya.
Bagi Kasmidi, anggaran yang digelontorkan merupakan angka yang cukup fantastis. Untuk itu, dia meminta Dispora mengkaji ulang setidaknya setengah dari 53 cabor dapat bertanding.
“Dengan angka segitu, saya rasa penyerapannya bisa lebih banyak. Sesuaikan saja porsinya. Misal Rp 1 miliar itu untuk administrasi. Sisanya untuk pertandingan dan kebutuhan,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutim Basrie mengatakan kegiatan ini akan disesuaikan pada Porprov 2018, dimana harusnya ada 53 cabor yang dipertandingkan. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan kajian secara maksimal namun tidak berubah dikarenakan keterbatasan anggaran.
“Kami sudah melakukan pendataan sebelumnya,” tutupnya.