SANGATTA – Pembuat film atau sutradara muda, terlahir dari tanah Kutai Timur, berhasil menciptakan sejumlah karya perfileman. Bahkan, beberapa diantaranya pernah meraih penghargaan di kancah internasional.
Dukungan itu diberikan oleh Pendiri Akar Pakis Sangatta, Novita Sri Rahayu. Dia mengatakan adanya agenda kelas sinema berawal dari keisengan, berujung ke sharing dan membuat edukasi pada kaum milenial.
“Saya juga belajar dari anak Bontang. Kemudian ketemu Alan, dan berdiskusi untuk memulai acara ini agar bisa mengenalkan pada publik,” katanya dalam sambutan saat pemutaran film di The Warunk, Selasa (6/8) tadi malam.
Kegiatan tersebut juga menurutnya telah dilaksanakan sebanyak tiga. Dengan melihat tingginya antusias pelajar yang notabenenya dari kalangan SMA, membuatnya terus berupaya untuk memberi dukungan penuh.
“Kelas sinema diharapkan terus berlangsung, agar dapat mensuport karya-karya putra daerah ke skala yang lebih luas,” harapnya.
Menghadirkan tiga narasumber pembuat film, yakni Alan, Aldy, dan Izha. Ketiganya merupakan kreator muda yang berkiprah untuk memajukan film daerah.
Rakhmad Maulana Ramadhan alias Alan, salah satu sutradara asal Kutim tersebut dengan dibantu oleh beberapa rekanya berhasil menggelar kelas film bertajuk Kelas Sinema, From Idea To Online. Kegiatan ini khusus untuk para pelajar dan kaum muda yang mempunyai hobi dibidang perfilman.
“Mau nonton film jangan bergantung pada bioskop, kita bisa ciptakan bioskop sendiri. Yang penting percaya diri untuk terus berkarya,” katanya.
Dia juga memberi sejumlah tips untuk pembuat film pemula, baginya kondisi terbatas bukan halangan. Terlebih film dari beberapa daerah sudah bisa menunjukkan kiprahnya.
“Kalau mau bikin karya, harus banyak komunikasi, apalagi kalau mau pakai tempat orang, harus izin supaya tidak menimbulkan masalah,” terangnya.
Lelaki jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) itu pernah menciptakan satu film bernuansa cerita di pedalaman Dayak Wehea berjudul ‘Sedeng Sang’, bahkan ia mampu meraih penghargaan Nasional FFIL 2017 dan penghargaan Internasional.
“Saya harap film dari Kutim bisa terus berkembang,” tutupnya.